A. Pengertian
penyakit jantung
Penyakit
jantung, stroke, dan penyakit periferal arterial merupakan penyakit yang
mematikan. Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. “Penyakit jantung”
adalah istilah yang dipakai untuk menyebut gangguan jantung, namun kenyataannya
bukan hanya itu. Penyakit ini tidak hanya melibatkan jantung namun juga
jaringan pembuluh darah sepanjang 96.540 km dimana jantung memompa darah
sebanyak 100.000 denyut dalam sehari. Penyakit jantung adalah sekelompok
gangguan yang meliputi jantung dan seluruh sistem pembuluh darah (vaskular)
oleh karenanya penyakit ini disebut penyakit kardiovaskular (Eric R. Braverman
dan dasha Braverman, 2004: 3 ).
B. Kinerja
jantung secara umum
Jantung (bahasa latin: cor, yunani: cardia)
adalah sebuah rongga, atau organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh
darah oleh kotraksi berirama yang
berulang (emmy bujawati, 2012: 185 )
Jantung adalah
pusat pengaturan sirkulasi darah dalam tubuh. Organ ini berupa otot, berbentuk
kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas serta puncaknya di bawah. Ujung
puncaknya miring ke sebelah kiri. Beratnya kira-kira 300 gram.
Agar jantung dapat
berfungsi secara efisien, otot-otot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus
berkontraksi secara bergantian. Laju denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini
dikendalikan secara alami. Bagian ini terdiri dari sekelompok jaringan secara
khusus disebut dengan nodus sinotrialis, terletak di dalam dinding serambi
kanan. Sebuah gelombang (impuls) listrikyang disalurkan dari nodus sinotrialis
ke kedua serambi membuat keduanya berkontraksi secara serentak.
Arus listrik ini
selanjutnya diteruskan ke dinding-dinding bilik, yang pada gilirannya membuat
bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Periode kontraksi ini disebut
systole. Selanjutnya, periode ini diikuti dengan sebuah periode relaksasi
pendek, kira-kira 0,4 detik yang disebut diastole, sebelum gelombang berikutnya
datang. Nodus sinotrialis menghasilkan antara 60 hingga 72 impuls seperti ini
setiap menit ketika jantung sedang santai. Produksi gelombang listrik ini juga
di kendalikan oleh suatu bagian sistem saraf yang di sebut sistem saraf otonom,
yang bekerja di luar kesadaran. Sistem listrik inilah yang menghasilkan
kontraksi-kontraksi otot jantung berirama yang di sebut denyut jantung.
Jantung kita
adalah organ yang paling mengagumkan, tanpa henti memompa oksigen dan nutrisi
melalui darah ke seluruh tubuh. Jantung ini berdetak 100 ribu kali per hari
atau memompa sekitar 2.000 galon perhari. Ketika berdetak, jantung memompa
darah melalui pembuluh-pembuluh darah ke seluruh tubuh. Pembuluh-pembuluh ini
sangat elastis dan bisa membawa darah ke setiap ujung organ tubuh kita. Darah
sangat penting karena berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru dan
nutrisi ke setiap jaringan tubuh, juga membawa sisa-sisa seperti karbon
dioksida keluar dari jaringan-jaringan tubuh menuju paru-paru untuk
dikeluarkan.
Ada tida tipe
pembuluh darah:
1.
Pembuluh arteri:
fungsinya megangkut oksigen melalui darah, dari jantung ke seluruh jaringan
tubuh. pembuluh arteri akan semakin mengecil ketika darah melewati pembuluh
menuju organ lainnya.
2.
Pembuluh vena:
fungsinya menyalurkan aliran darah yang berisi bahan sisa, kembali ke jantung
untuk dipecahkan dan dikeluarkan dari tubuh.
pembuluh vena semakin membesar ketika mendekati jantung. Bagian atas
vena (superior) membawa darah dari tangan dan kepala menuju jantung, sedangkan
bagian bawah vena (inferior) membawa darah dari bagian perut dan kaki menuju
jantung.
3.
Pembuluh kapiler:
bentuknya kecil dan tipis, menghubungkan pembuluh arteri dan pembuluh vena.
Lapisan dindingnya yang tipis memudahkan untuk dilewati oleh oksigen, nutrisi,
karbon dioksida, serta bahan sisa lainnya dari dan ke organ sel lainnya.
Jaringan pembuluh-pembuluh darah ini sangat luas.
Jika dibentangkan, panjangnya bisa mencapai lebih dari 60 ribu mil. Cukup untuk
mengelilingi bumi lebih dari dua kali.
Jantung kita terletak di sebelah kiri bagian dada,
diantara paru-paru, tersarung oleh tulang rusuk. Bagian luarnya terdiri dari
otot-otot. Otot-otot tersebut saling berkontraksi dan memompa darah melalui
pembuluh arteri. Bagian dalam terdiri dari empat buah bilik. Dibagi menjadi dua
bagian, yaitu bagian kanan dan kiri, yang dipisahkan oleh dinding ototnya yang
disebut septum. Bagian kanan dan kiri dibagi lagi menjadi dua bilik atas yang
disebut dengan atria dan dua bilik bawah yang disebut dengan ventrikel yang
memompa darah menuju arteri. Atria dan ventrikel bekerja secara bersamaan,
menyebabkan kontraksi dan relaksasi untuk memompa darah keluar dari jantung.
Darah yang keluar dari bilik akan melewati sebuah katup. Terdpat empt buah
katup di dalam jantung. Yaitu mitral, tricuspid, aortic, dan pulmonic (sering
juga disebut dengan pulmonary). Katup-katup ini berfungsi untuk mengatur
jalannya aliran darah menuju ke arah yang benar. Tiap katup mempunyai penutup
yang disebut leaflets atau cusps. Katup mitral mempunyai dua buah leaflets,
yang lainnya memiliki tiga buah leaflets.
Bagian kanan dan kiri jantung, bekerja secara
bersamaan membuat suatu pola yang bersambung secara terus-menerus yang membuat
darah akan terus mengalir menuju jantung, paru-paru, dan bagian tubuh lainnya.
Bagian kanan:
1.
Darah memasuki jantung melalui dua
bagian pembuluh vena inverior dan superior yang membawa oksigen kosong dari
tubuh menuju ke bagian kanan atrium.
2.
Ketika atrium berkontraksi, darah
mengalir dari bagian kanan atrium menuju bagian kanan ventrikel melalui katup
tricuspid.
3.
Ketika Ventrikel penuh, katup triscupid
akan menutup untuk mencegah darah mengalir kembali ke bagian atria ketika
ventrikel berkontraksi.
4.
Ketika ventrikel berkontraksi, darah
akan mengalir keluar melalui katup pulmonic menuju arteri dan paru-paru. Pada
bagian ini, darah akan mendapatkan oksigen.
Bagian kiri.
1.
Bagian vena pulmonary akan mengosongkan
darah yang telah mengandung oksigen dari paru-paru menuju ke bagian kiri atrium
2.
Ketika atrium berkontraksi, darah akan
mengalir menuju bagian ventrikel sebelah kiri melalui katup mitral.
3.
Ketika ventrikel penuh, katup mitral
akan tertutup unuk mencegah darah mengalir kembali ke atrium ketika ventrikel
berkontraksi
4.
Ketika ventrikel berkontraksi, darah
akan meninggalkan jantung melalui katup aortic menuju ke seluruh tubuh. (Rafelina Widjadja. 2009)
C. . Epidemiologi
penyakit jantung
Dewasa ini Penyakit Jantung koroner/Coronary Artery Disease (PJK/CAD) merupakan salah satu penyakit
jantung yang sangat penting karena penyakit ini di derita oleh jutaan orang dan
merupakan penyebab kematian utama di beberapa Negara termasuk Indonesia.
Sebagai gambaran, di Amerika Serikat dilaporkan jumlah penderita PJK (Infark
Miokard Akut) baru adalah 1,5 juta per tahun (1 penderita tiap 20 detik).
Di Indonesia, Pada hasil riskesdas
tahun 2013 menunjukkan prevalensi jantung koroner berdasarkan wawancara
terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan
terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5 persen. Prevalensi jantung koroner
berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi Sulawesi Tengah (0,8%) diikuti
Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Aceh masing-masing 0,7 persen. Sementara
prevalensi jantung koroner menurut diagnosis atau gejala tertinggi di Nusa
Tenggara Timur (4,4%), diikuti Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%),
dan Sulawesi Barat (2,6%).
Dan Pada hasil
riskesdas tahun 2013 juga menunjukkan bahwa Prevalensi gagal jantung berdasar
wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13 persen, dan yang
terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 0,3 persen. Prevalensi gagal jantung
berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi DI Yogyakarta (0,25%), disusul Jawa
Timur (0,19%), dan Jawa Tengah (0,18%). Prevalensi gagal jantung berdasarkan
diagnosis dan gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (0,8%), diikuti Sulawesi
Tengah (0,7%), sementara Sulawesi Selatan dan Papua sebesar 0,5 persen.
Kemudian Pada hasil riskesdas
tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan
wawancara yang didiagnosis dokter serta yang didiagnosis dokter atau gejala
meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok umur 65 -74
tahun yaitu 2,0 persen dan 3,6 persen, menurun sedikit pada kelompok umur ≥ 75
tahun. Prevalensi PJK yang didiagnosis dokter maupun berdasarkan diagnosis
dokter atau gejala lebih tinggi pada perempuan (0,5% dan 1,5%). Prevalensi PJK
lebih tinggi pada masyarakat tidak bersekolah dan tidak bekerja. Berdasar PJK
terdiagnosis dokter prevalensi lebih tinggi di perkotaan, namun berdasarkan
terdiagnosis dokter dan gejala lebih tinggi di perdesaan dan pada kuintil
indeks kepemilikan terbawah.
Salah satu factor risiko dari penyakit jantung adalah
hipertensi dan Pada hasil riskesdas tahun 2013
menunjukan bahwa Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka
Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%)
dan Jawa Barat (29,4%)
dan Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi
pada kelompok pendidikan lebih rendah dan kelompok tidak bekerja, kemungkinan
akibat ketidaktahuan tentang pola makan yang baik.
Sedangkan Pada
analisis hipertensi terbatas pada usia 15-17 tahun menurut JNC VII 2003
didapatkan prevalensi nasional sebesar 5,3 persen (laki-laki 6,0% dan perempuan
4,7%), perdesaan (5,6%) lebih tinggi dari perkotaan (5,1%). (RISKESDAS. 2013)
Penyakit jantung terdistribusi dalam
masyarakat berdasarkan karakteristik masyarakat dan lingkungannya. Secara umum
dapat dikatakan bahwa distribusi PJK adalah:
1.
Lebih banyak pada masyarakat negara
berkembang dibandingkan negara sedang berkembang.
2.
Lebih banyak ditemukan pada daerah
perkotaan dibandingkan daerah pedesaan.
3.
Lebih banyak mengenai golongan
masyarakat sosial ekonomi menengah ke atas dibandingkan sosial ekonomi lemah.
4.
Lebih banyak mengenai pria daripada
wanita; namun yang lebih banyak meninggal adalah wanita.
5.
Meninggi setelah berumur 40 tahun.
Risiko tinggi sudah terjadi jika memasuki umur 50 tahun.
6.
Tinggi angka kematiannya, lebih banyak
yang meninggal daripada yang selamat. (Bustan, 2007)
D. . Tanda-tanda
serangan jantung
Serangan jantung adalah kondisi yang menyebabkan
jantung tidak berfungsi sama sekali. Keadaan ini sering disebut gagal jantung karena
terjadi secara mendadak. Penyebab gagal jantung bervariasi namun penyebab
utamanya adalah suplai darah ke otot-otot jantung terhambat karena pembuluh
darah yang mengalirkan darah ke otot-otot jantung tersumbat atau mengeras hal
itu dikarenakan timbunan lemak
kolesterol dan zat-zat kimia serta penggunaan obat yang berlebihan dan
mengandung Phenol Prophane Alanin yang banyak ditemui dalam obat-obat seperti
decolgen dan nikotin (nurkhazanah,2012: 77)
Tanda-tanda ini untuk setiap orang
bisa berbeda. Sebuah serangan jantung mungkin dimulai dengan rasa sakit yang
tidak jelas, rasa tidak nyaman yang samar, atau rasa sesak di bagian tengah
dada. Kadang, sebuah serangan jantung hanya menimbulkan rasa tidak nyaman yang
ringan sekali sehingga sering disalahartikan sebagai gangguan atau
bahkan lepas dari perhatian sama sekali. Dalam hal ini, satu-satunya cara yang
memungkinkan terdeteksinya sebuah serangan jantung adalah ketika harus
menjalani pemeriksaan ECG untuk alasan lain yang mungkin tidak berkaitan.
Dipihak lain, serangan jantung mungkin menghadirkan rasa nyeri paling buruk
yang pernah dialami – rasa sesak yang luar biasa atau rasa terjepit pada dada,
tenggorokan, atau perut. Bisa juga mengucurkan keringat panas atau dingin, kaki
terasa sakit sekali, dan rasa ketakutan bahwa ajal
sudah mendekat. Juga mungkin merasa lebih nyaman bila duduk dibandingkan bila
berbaring dan mungkin nafas begitu sesak sehingga tidak bisa santai. Rasa mual
dan pusing, bahkan sampai muntah atau lebih parah yaitu ketika sampai kolaps
dan pingsan.
Ada beberapa gejala
yang lebih spesifik, antara lain :
1. Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah
(suatu keadaan yang disebut istemi), oksigen yang tidak memadai dan hasil
metabolism e yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang.
2. Angina merupakan perasan sesak didada atau perasaan
dada diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang
cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap
orang.
3. Beberapa orang yang mengalamai kekurangan aliran
darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent Ischemia).
4. Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan
pada gagal jantung. Sesak merupakan akibat masuknya cairan kerongga udara
diparu-paru (kongestipulmoner atau edema pulmoner).
5. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif
memompa, aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang. Hal
itu menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini sering kali
bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktifitasnya
secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.
6. Palpitasi (jantung berdebar-debar), pusing, dan
pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal
atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.
Apapun bentuknya, salah sekali pendapat
bahwa sebuah serangan jantung tanpa
tanda-tanda sebelumnya sedikitpun. Serangan jantung adalah puncak bencana dari
sebuah proses kerusakan yang berlangsung lama, yang sering melibatkan
kejutan-kejutan emosional, kekacauan fisiologis, dan kelelahan mental.
Tanda-tanda peringatan dini begitu subjektif dan tersamar, bahkan dokter yang
terlatih untuk mengukur segala sesuatu secara objektif masih bisa
mengabaikannya. (Rafelina Widjadja. 2009).
E. Jenis-jenis
penyakit jantung
1.
Penyakit jantung bawaan
Penyakit
jantung bawaan merupakan kondisi struktur jantung yang kurang sempurna sejak
lahir. Banyak dijumpai, penyakit ini kompleks pada bayi dan anak. Apabila tidak
dioperasi, sering menjadi penyebab kematian waktu bayi. Jika hal ini ditemukan
pada orang dewasa, menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melakukan seleksi
alam dan beradaptasi dengan kondisi penyakit yang dideritanya. Hal ini pulalah
yang yang menyebabkan pola penyakit jantung bawaan pada anak dan pada orang
dewasa. Penyakit ini hanya bisa diatasi dengan operasi pada waktu bayi (Rafelina Widjadja. 2009)
Penyakit
jantung bawaan adalah defek jantung
structural terjadi akibat perkembangan jantung embriologis yang abnormal, atau
persistensi beberapa bagian dari sirkulasi fetus setelah lahir. Yang dibahas
disini (bersama dengan stenosis aorta dan stenosis pulmonal congenital)
merupakan 80% kasus penyakit jantung bawaan (PJB). (Patrick davey. 2005)
Gangguan
kesehatan ibu yang sedang mengandung dalam triwulan pertama, dapat menganggu
perkembangan janin yang dianggap sebagai salah satu sebab yang dapat
mengakibatkan terjadinya penyakit jantung bawaan (PJB). Disamping itu pJB juga
dapat disebabkan Karena factor keturunan. Bagaiamanpun juga dalam usaha
menghindari kemungkinan terjadinya PJB pada bayi yang dikandung, kepada para
ibu yang mulai mengandung dianjurkan supaya menjaga kesehatannya sebaik mungkin
supaya terhindar dari pemakaian obat dan tindakan-tindakan lain yang
berpengaruh pada janin pada awal kandungannya (soehardo kertohoesodo.1987)
2.
Penyakit jantung akibat penyakit infeksi
Penyakit infeksi pada
umumnya dapat mengakibatkan beredarnya kuman-kuman yang menyebabkannya, dalam
peredaran darah dan dengan demikian dapat menyebabkan radang pula pada berbagai organ tubuh lain,
termasuk pada jantung. Sebagai akibat berbagai macam infeksi, berbagi lapisan
dinding jantung dapat meradang sehingga dapat terjadi endokardisitis,
miokarditis ataupun perikarditis (soehardo
kertohoesodo.1987)
Endokardisitis
disebabkan oleh kuman-kuman yang virulen yang menyebabkan penyakit infeksi pada
orang sakit dan beredar dalam darah penderita dan singgah untuk merusak dan
bersarang pada endokard jantung si sakit yang mula-mula masih sehat.
Kuman-kuman yang dapat berbuat demikian adalah streptokokkus, stapilokokkus,
meningokokus, dan lain-lain, dapat juga termasuk golongan virus, rickettsia dan
sebagainya yang termasuk dalam “endokarditis infektif” (soehardo
kertohoesodo.1987)
Miokarditis
disebabkan karena sampainya kuman-kuman infeksi pada miokard melalui pembuluh
koroner. Miokarditis mengurangi daya
kuncup miokard,dan menganggu jalannya depolarisasi dan repolarisasi, jantung
harus berdenyut lebih cepat dari semestinya untuk menghasilkan C.O. yang dapat
encukupi kebutuhan tubuh. Setelah berlangsung lama, miokarditis dapat
menyebabkan pembesaran jantung. (soehardo kertohoesodo.1987)
Perikarditis
dapat terjadi sebagai radang akut, subakut atau khronik dan dapat terjadi
sebagai akibat infeksi dengan berbagai kuman, misalnya phnemokokkus,
stapilokokkus, meningokokus, tuberculose
basil dan lain-lain (soehardo kertohoesodo.1987)
3.
Penyakit jantung rematik
Demam rematik (DR) menyebabkan
penyakit jantung rematik (PJR). Suatu penyakit jantung yang sering terdapat dalam
masyarakat Indonesia. Perkataan rematik biasanya dihubungkan dengan perasaan
nyeri atau pegal pada otot atau persendian, teruatama pada paktu udara dingin atau lembab. Gangguan yang beraneka
corak dan ragamnya ini dihubungkan
dengan berbagai macam sebab, namun bagaimana dengan hubungannya dengan itu,
belum jelas benar.
DR adalah suatu penyakit
jaringan ikat yang dapat terjadi pada seluruh tubuh, 1-2 minggu setelah orang
mendapat infeksi dengan beta streptokokkus
hemolitikus. Penyakit bukan terjadi karena kuman-kuman itu melainkan karena
akibat imun reaksi tubuh terhadap kuman tersebut. Pada awal penyakit yang akut kadang-kadang
jantung sudah terserang juga. Dalam hal ini dikatakan sebagai pasien PJR akut. (soehardo
kertohoesodo.1987)
PJR kronis terutama terdapat
sebagai cacat pada katup akibat valvulitis. Mungkin ada bekas-bekas juga pada
endokardium murale, miokard, atau perokard , namun bekas-bekas itu jarang
terdapat danti dak menunjukkan gejala khas. (soehardo kertohoesodo.1987)
4.
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner adalah gangguan
fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan
pembuluh darah koroner. Secara klinis, ditandai dengan nyeri dada atau terasa
tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat ketika sedang
mendaki/kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan di jalan
datar atau berjalan jauh. Didefinisikan sebagai PJK jika pernah didiagnosis
menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard) oleh
dokter atau belum pernah didiagnosis menderita PJK tetapi pernah mengalami
gejala/riwayat: nyeri di dalam dada/rasa tertekan berat/tidak nyaman di dada
dan nyeri/tidak nyaman di dada dirasakan di dada bagian tengah/dada kiri
depan/menjalar ke lengan kiri dan nyeri/tidak nyaman di dada dirasakan ketika
mendaki/naik tangga/berjalan tergesa-gesa dan nyeri/tidak nyaman di dada hilang
ketika menghentikan aktifitas/istirahat.
Timbulnya
PJK walaupun tampak mendadak, sebenarnya berlangsung dalam waktu yang lama
(kronis). Terjadinya PJK berkaitan dengan suatu gangguan yang mengenai pembuluh
darah yang disebut dengan arteriosklerosis. Hal ini berarti terjadi kekakuan
dan penyempitan pada lubang pembuluh darah jantung yang akan menyebabkan
gangguan atau kekurangan suplai darah untuk otot jantung. Keadaan ini akan
menimbulkan apa yang disebut iskemia miokard.
Adapun
penyebab kejadian arteriosklerosis ini berkaitan dengan berbagai faktor risiko
seperti kebiasaan merokok, kegemukan dan tegangan psikososial.
Gambaran
klinik adanya PJK dapat berupa angina pektoris, myocard infark, payah jantung,
ataupun mati mendadak bahkan dapat tanpa gangguan atau gejala. Pada umumnya,
gangguan suplai darah pada arteri koronaria dianggap berbahaya jika terjadi
penyempitan sebesar 70% atau lebih pada pangkal atau cabang utama a.coronaria.
Adapun jika penyempitan masih sebesar 50%, itu belum memperlihatkan dampak yang
berarti. (bustan. 2007)
5.
Penyakit jantung karena kelainan paru-paru
Kelainan paru-paru dapat
mengakibatkan terjadinya penyakit
kardiovaskular, yang dinamakan kor pulmonale, jikalau terjadi mendadak kor pulmonale akutum (KPA, No.ICD. 415),
jikalau terjadi secara manahun dinamakan kor
pulmonale khronikum (KPA, No.ICD. 416).
KPA dapat terjadi sebagai
akibat emboli paru-paru yang cukup besar sehingga menyumbat batang arteri
pulmonalis pada percabangan ke kanan dan kekiri, atau menyumbat total salah
satu dari cabang tersebut sehingga separuh atau lebih dari darah yang seharusya
mengalir ke ventrikel kanan ke atrium kiri, tertutup jalannya. Karena itu darah
yang dapat disampaikan kepada jantung
kiri untuk diedarkan dalam tubuh sangat kurang, menyebabkan iskhemi dalam
sirkulasi sitemik, sebaliknya ventrikel kanan harus menampung darah yang tidak
dapat diteruskan ke jantung kiri dan darah yang seperti biasa mengalir kembali
ke jantung dari peredaran sistemik, melalu atrium kanan. Oleh karena itu
ventrikel kanan membesar secara mendadak karena dilatasi yang dinamakan KPA (soehardo
kertohoesodo.1987)
kor pulmonale khronikum dapat terjadi sebagai kelanjutan
KPA yang tidak kunjung sembuh, dapat terjadi pula karena terjadinya emboli
paru-paru yang kecil-kecil namun dengan berulang-ulang. Hal ini dapat terjadi sebagai
akibat flebotrombosis atau terjadi trombi sementara pasien dirawat dengan
istirahat mutlak di tempat tidur karena suatu penyakit. (soehardo
kertohoesodo.1987)
6.
Penyakit jantung karena atherosklerotik
Atherosklerose merupakan
salah satu bentuk Artheriosklerose, yang berarti mengerasnya arteri dan dapat disebabkan
oleh proses degenerative proliferative yang disertai hialinisasi dan
pengkapuran selain menjadi keras, dinding arteri yang sakit tidak dapat memuai
lagi dengan baik. Ada 3 bentuk Artheriosklerose, yakni:
a. Monckeberg
media sklerose,
mengerasnya dinding pembuluh nadi pada bentuk Artheriosklerose ini terjadi pada
tunika media terutama pada pembuluh nadi yang berdiameter sedang dan besar
b. Artheriolosklerose, atau mengerasnya arterioli, sering terjadi pada
ginjal, namun juga organ isi rongga tubuh (viscera lain), akibat obliteratif
endarteritis dengan penebalan pada intima dan penebalan pada tunika media.
Artheriolosklerose biasanya terjadi sebagai akibat hipertensi dan dapat
menyebabkan terjadinya nefrosklerose
c. Atherosklerose, merupakan
bentuk Artheriosklerose yang menjadi sebab terpenting penyakit jantung
atherosklerotik dan terutama yang diserang adalah pembuluh darah korener yang
disebut PJK (soehardo
kertohoesodo.1987)
7.
Penyakit jantung hipertensi
Hipertensi
merupakan salah satu penyebab penyakit jantung. Riwayat pasien hipertensi
menunjukkan bahwa pasien hipertensi yang tidak mendapat pengobatan, penyebab
utama kematian adalah gagal jantung. Hipertensi merupakan suatu kelainan yang
ditandai dengan peningkatan tahanan parifer atau tekanan darah yang selanjutnya
berakibat pada penebalan salah satu bagian dinding jantung yang disebut
ventrikel bagian kiri. Penebalan ini untuk menjaga agar keregangan dinding
jantung tetap baik. Namun dalam jangka waktu yang cukup lama dapat mencapai
masa kritis proses adaptasi, sehingga menjadi penyakit jantung. Kondisi
struktur dinding yang mengalami penebalan melebihi batas kritis atau normal
menyababkan gangguan jantung. Tekanan darah tinggi ini merupakan faktor utama
walaupun ada faktor-faktor lain yang memengaruhi munculnya penyakit ini. (Rafelina Widjadja. 2009)
8.
Penyakit jantung anemic
Anemia dikatakan penyebab
penyakit jantung anemic disingkat PJA. Jikalau jantung penderita anemia itu
telah membesar karenanya.
Pada
penderita anemia, kekurangan Hb dalam darah mengurangi daya angkut oksigen darah
tersebut, jikalau darah berkadar Hb 15 gram % yang jenuh oksigen dapat memenuhi
kebutuhan tubuh akan oksigen, jikalau
olehjantungnya dihasilkan C.O sebesar 5 liter dengan mendenyut 72 kali/menit, maka darah
yang berkadar Hb hanya 7-7,5 gram/ 100 cc perlu diedarkan 2 kali lebih cepat dengan CO 10 liter/menit, supaya kebutuhan
tubh untuk mendapatkan oksigen dapat terpenuhi. Oleh seba itu, jikalau anemia
berlangsung terlampau lama, dengan lambat laun jantung si sakit akan semakin
bertambah besar karena terus menerus bekerja keras. PJA yang murni, seharusya
mengecil sampai normal kembali setelah anemianya sembuh (soehardo
kertohoesodo.1987)
Terjadinya
dekompensasi jantung pada PJA dikarena PJA terus menerus bekerja keras untuk
menghasilkan C.O lebih tinggi dari jantung yang mengedarkan darah sehat.
PJA
tidak memerlukan terapi khusus, terapi harus ditujukan pada aneminya, hanya
kalau PJA mengalami dekompensasi, diperlukan pertolonganyang serupa dengan
payah jantung pada umumnya (soehardo
kertohoesodo.1987)
9.
Penyakit jantung usia lanjut
Perkembangan
perubahan jantung karena usia pada setiap orang dapat berbeda-beda.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada pembuluh darah akibat usia lanjut (proses
penuaan) merupakan media utama proses menua pada organ-organ tubuh, termasuk
jantung. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan jantung dalam memompa
darah. Gejala-gejala yang sering diketahui biasanya berdebar-debar waktu
bekerja dan napas pendek.
(Rafelina
Widjadja. 2009)
F. Factor
risiko penyakit jantung
Dalam
buku emmy bujawati tahun 2012, mengemukakan factor risiko penyakit jantung
sebagai berikut:
1.
Factor
risiko utama
a. Hipertensi
Hipertensi
merupakan salah satu factor resiko utamanya penyebaba terjadinya penyakit
jantung. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat
perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak diobati. Mula-mula
akan terjadi hipertropi dari tunika media diikuti dengan hialisasi setempat dan
penebalan fibrosis dari tunika intima dan akhirnya akan terjadi penyempitan
pembuluh darah. Tempat yang paling berbahaya adalah bila mengenai miokardium,
arteri dan arterial sistemik, arteri koroner dan serebral serta pembuluh darah
ginjal. Dampak hipertensi bagi jantung yang paling sering dijumpai adalah
kegagalan ventrikel kiri.
Perubahan hipertensi khususnya pada jantung
disebabkan karena:
1) Meningkatnya tekanan darah
Peningkatan
tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung sehingga menyebab
hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (factor miokard).
Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya hipertensi.
2) Mempercepat timbulnya arterosklerosis
Tekanan
darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding
pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arteroskeloris
koroner (factor koroner) insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering
didapatkan pada penderita hipertensi disbanding orang normal. Tekanan darah
sistolik diduga mempunyai pengaruh yang lebih besar. Kejadian penyakit jantung pada
hipertensi sering dan secara langsung berhubungan dengan tingginya tekanan
darah sistolik. Penelitian frangmingham selama 18 tahun terhadap penderita usia
45-75 tahun mendapatkan hipertensi sistolik merupakan factor pencetus
terjadinya angina pectoris dan infark miokard. Penderita hipertensi yang
mengalami infark miokard. Mortalitasnya 3 kali lebih besar daripada penderita
yang normotensi dengan infark miokard.
b. Merokok
Pada saat ini merokok telah dimasukkan sebagai salah
satu factor resiko utama Penyakit jantung. Orang yang merokok lebih dari 20
batang perhari dapat mempengaruhi atau memperkuat efek factor utama resiko
lainnya. Penelitian framingham mendapatkan kematian mendadak akibat penyakit
jantung pada laki-laki perokok 10 kali lebih besar daripada bukan perokok. Dan
pada perempuan perokok 4,5 kali lebih daripada bukan perokok.
Efek rokok menyebabkan beban miokard bertambah karena
rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya konsumsi O2 akibat inhalasi CO atau
dengan perkataan lain dapat menyebabkan tahikardi, vaso kontrisi pembuluh darah merubah permeabilitas dinding
pembuluh darah dan merubah 5-10% Hb menjadi carboksi-Hb. Makin banyak jumlah
rokok yang dihisap makan kadar HDL kolesterol akan semakin menurun. Perempuan
yang merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar daripada laki-laki
perokok. Oleh karena itu, orang yang merokok lebih cenderung mengalami proses
atherosclerosis daripada yang bukan perokok.
c. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan masalah yang cukup
penting karena ternasuk factor resiko utama penyakit jantung. Kadar kolesterol
darah dipengaruhi oleh susunan makan
sehari-hari yang masuk dalam tubuh (diet). Beberapa parameter yang dipakai untuk
mengetahui adanya risiko penyakit jantung
dan hubungannya dengan kadar
kolesterol darah antara lain:
1)
Kolesterol
total
Kadar
kolesterol total yang baik adalah 200
mg/dl. Bila >200 mg/dl berarti resiko untuk terjadi penyakit jantung
meningkat
2)
LDL
kolesterol
LDL
kolesterol merupakan jenis kolesterol
yang bersifat buruk atau merugikan. Kadar LDL yang meningkat akan menyebabkan
penebalan dinding pembuluh darah. Kadar LDL
kolesterol lebih tepat sebagai penunjuk untuk mengetahui resiko penyakit
jantung daripada kolesterol total. Normalnya kadar LDL harus <130 mg/dl.
Jika >160 mg/dl, maka kadar tersebut akan memicu terjadinya Penyakit
jantung.
3)
HDL
kolesterol
HDL
kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik atau menguntungkan
karena bertugas mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang sehingga mencegah penebalan
dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses arterosklerosis. Kadar
normal HDL adalah >45 mg/dl. Jika kurang dari 35 mg/dl. Maka akan besar
peluang seseorang menderita penyakit jantung.
4)
Kadar
trigeliserida
Trigelisirida
terdiri dari 3 jenis lemak, yaitu lemak jenuh, lemak tidak tunggal dan lemak
jenuh ganda. Kadar trigeliserida yang tinggi (150-500 mg/dl) merupakan factor
resiko untuk terjadinya Penyakit jantung. Normalnya adalah <150 mg/dl. Kadar trigliserida perlu diperiksa
pada keadaan berikut:
a)
Bila
kadar kolesterol total >200 mg/dl
b)
Terdapat
riwayat keluarga yang menderita Penyakit Jantung <55 tahun
c)
Terdapat
riwayat keluarga yang kadar trigliserida yang tinggi
d)
Terdapat
penyakit DM dan penyakit Pankreas.
2.
Factor
penunjang
a. Umur
Sebagian
besar kasus kematian terjadi pada laki-laki umur 35-44 tahun dan meningkat
dengan bertambahnya umur. Kadar
kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai meningkat umur 20 tahun. Pada
laki-laki kolesterol meningkat sampai umur 50 tahun. Pada perempuan sebelum
menopause lebih rendah dari pada laki-laki dengan umur yang sama. Setelah
menopause kadar kolesterol perempuan meningkat menjadi lebih tinggi daripada
laki-laki
b. Jenis kelamin
Di
Amerika serikat gejala penyakit jantung sebelum umur 60 tahun didapatkan pada 1
dari 5 laki-laki dan 3 dari 17 perempuan. Ini berarti laki-laki 2-3 kali lebih
besar daripada perempuan
c. Geografis
Resiko
PJK pada orang jepang masih tetap
merupakan salah satu yang paling rendah di dunia. Akan tetapi, ternyata resiko
PJKpada orang jepang yang melakukan imigrasi ke hawai dan California. Hal ini
menunjukkan factor lingkungan yang memberikan konstribusi yang besar terhadap
kejadian PJK.
d. Ras
Perbedaan
risiko PJK antara ras didapatkan sangat menyolok walaupun, bercampur baur
dengan factor geografis, social, dan ekonomi. Di Amerika Serikat perbedaan ras
antara ras caucasia dengan noncaucasia (tidak termasuk negro) didapatkan resiko
PJK pada noncaucasia kurang lebih setengahnya.
e. Diet
Didapatkan
hubungan antara kolesterol darah dan jumlah lemak disusunan makanan sehari-hari
(diet). Makanan orang amerika rata-rata mengandung lemak dan kolesterol yang
tinggi sehingga kadar kolesterol cnderung tinggi sedangkan orang jepang umumnya berupa nasi,
sayur-sayuran dan ikan sehingga orang jepang rata-rata memilikikadar kolesterol
yang rendah dan risiko PJK yang ditemukan juga lebih rendah daripada orang
Amerika
f. Obesitas
Obesitas
adalah kelebihan jumlah lemak tubuh >19% pada laki-laki dan >21% pada
perempuan. Obesitas sering didapatkan bersama-sama dengan hipertensi, diabetes
mellitus, dan hipertrigliseridemi. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar
kolesterol dan LDL kolesterol . resiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai
melebihi 20% dari BB ideal. Penderita yang gemuk dengan kadar kolesterol yang
tinggi dapat menurunkan kolesterolnya dengan mengurangi berat badan melalui
diet ataupun menambah exercises.
g. Diabetes
Intoleransi
terhadap glukosa sejak dulu tidak diketahui sebagai predisposisi penyakit
pembuluh darah. Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki yang menderita DM
beresiko 50% lebih tinggi daripada orang normal sedangkan pada perempuan
resikonya menjadi 2x lipat
h. Exercise
Exercise dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan dapat memperbaiki kolesterol
koroner sehingga resko PJK dapat dikurangi. Exercise
bermanfaat karena:
1. Memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokard
2. Menurunkan BB sehingga lemak tubuh yang berlebihan
berkurang bersama-sama dengan menurunnya LDL kolesterol
3. Membantu menurunkan tekanan darah
4. Meningkatkan kesegaran jasmani
i.
Perilaku
dan kebiasaan lainnya
Dua
macam perilaku seseorang telah dijelaskan sejak tahun 1950. Yakni tipe A dan
tipe B. tipe A umumny berupaya kuat untuk berhasil, gemar berkompetisi,
agresif, ambisi, ingin cepat dapat menyelesaikan pekerjaan, dan tidak sabar. Sedangkan
tipe B lebih santai dan tidak terikat waktu. Risiko PJK pada tipe A lebih besar
daripada tipe B
j.
Perubahan
keadaan social dan stress
Perubahan
angka kematian yang mencolok terjadi di inggris dan walles. Korban serangan
jantung terutama terjadi pada pusat
kesibukan yang banyakmengalami stress. Penelitian supargo dkk (1981-1985) di FKUI menunjukkan orang yang
stress 1,5 kali lebih besar mendapat resiko PJK. Stress disamping dapat
menaikkan tekanan darah dapat juga meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
G. Pencegahan
dan penanganan penyakit jantung
1.
Pencegahan
Menurut bustan (2007) dalam buku Epidemiologi penyakit
tidak menular, Ada 4 tingkat upaya pencegahan PJK:
a. Pencegahan
primordial
Upaya pencegahan munculnya faktor
predisposisi terhadap PJK dalam suatu wilayah dimana belum tampak adanya faktor
yang menjadi risiko PJK.
b. Pencegahan
primer
Upaya awal pencegahan PJK sebelum
seseorang menderita. Dilakukan dengan pendekatan komunitas/kelompok berupa
pnyuluhan faktor-faktor risiko PJK terutama pada kelompok risiko tinggi.
Pencegahan primer ditujukan kepada pencegahan terhadap berkembangnya proses atherosklerosis
secara dini. Dengan demikian, sasarannya adalah kelompok usia muda.
c. Pencegahan
sekunder
Upaya pencegahan keadaan PJK yang
sudah pernah terjadi untuk tidak berulang atau menjadi lebih berat. Disini
diperlukan perubahan pola hidup terhadap faktor-faktor yng dapat dikendalikan
dan kepatuhan berobat bagi mereka yang sudah menderita PJK. Pencegahan tingkat
kedua ini ditujukan untuk mempertahankan nilai prognostik yang lebih baik dan
menurunkan mortalitas.
d. Pencegahan
tersier
Upaya pencegahan jika terjadi
komplikasi yang lebih berat atau kematian.
Dan Dalam buku Penyakit tidak menular factor resiko dan pencegahannya yang
ditulis oleh emmy bujawati (2012), mengemukakan pencegahan untuk penyakit jantung yakni seperti penyakit
lainnya, pencegahan bagi kejadian penyakit jantung koroner tetap menjadi solusi
terbaik dibandingkan dengan pengobatan. Pendekatan ini melibatkan seluruh
populasi dan berusaha untuk mengubah seluruh factor risiko dari populasi tersebut
melalui gaya hidup yang sesuai dan sehat seperti:
a.
Menghilangkan
kebiasaan merokok
b.
Mendiagnosis
dan mengontrol hipertensi
c.
Mendiagnosis
dan mengontrol hiperbetalipoproteinemia
d.
Mendiagnosis
dan mengontrol diabetes mellitus
e.
Pemeliharaan
berat badan ideal
f.
Melakukan
aktivitas fisik yang teratur
g.
Penambahan
masukan serat biji-bijian, buah-buahan, dan sayur-sayuran dalam diet
h.
Pengurangan
masukan energy diet yang berasal dari lemak, lemak jenuh, garam dan sukrosa.
i.
Melakukan
pola hidup sehat sesuai anjuran yayasan jantung Indonesia yaitu
S : seimbangkan gizi
E : Enyahkan rokok
H : hindari stress
A : awasi tekanan darah secara teratur
T : teratur berolahraga
2.
Penanganan
Setiap
tahun, jutaan orang meninggal karena tidak segera mencari bantuan medis saat
serangan jantung terjadi. Sehingga jika gejala serangan jantung mulai terjadi,
sangat penting untuk segera mencari bantuan medis. Karena resiko terbesar
kematian pada serangan jantung adalah satu jam setelah terjadi serangan
jantung. Sehingga jangan menunda untuk mencari bantuan medis karena dalam
situasi ini, setiap waktu berpacu dengan kerusakan otot jantung dan bisa
menimbulkan komplikasi bahkan kematian. Setiap menit yang berlalumembuat makin
banyak jaringan otot yang kekurangan oksigen menjadi rusak atau mati. Dan jika
aliran darah segera dipulihkan, maka kerusakan jantung dapat dicegah atau
dibatasi.
Pada
dasarnya, ada dua penanganan utama
pada pasien serangan jantung. Yang pertama adalah pemberian obat trombolisis
untuk membuka gumpalan dan memulihkan aliran darah, yang harus diberikan kurang
dari 3 jam setelah serangan. Dan yang kedua adalah melakukan Percutanous
Coronary Intervention (PCI) atau intervensi koroner perkutan untuk melebarkan
pembuluh darah yang menyempit, yang harus diberikan kurang dari 15 menit
setelah serangan terjadi.
Adapun
bila telah terjadi penyumbatan, tindakan medis yang umumnya dilakukan adalah
pemasangan kateterisasi dan cincin yang menjaga agar pembuluh darah koroner
tidak tersumbat (Akbar
Prakoso.
2011)
Sedangkan Dalam buku Penyakit tidak menular factor resiko dan pencegahannya yang
ditulis oleh emmy bujawati (2012), mengemukakan tindakan penanganan bagi pasien
penyakit jantung yang paling sering dilakukan adalah tindaka “peniupan” atau “balonisasi” atau “angioplasty”
bertujuan untuk melebarkan penyempitan pembuluh koroner dengan menggunakan
kateter khusus yang ujungnya mempunyai balon. Balon dimasukkan dan dikembangkan
tepat ditempat penyempitan pembuluh darah jantung dengan demikian penyempitan
tersebut menjadi terbuka. Unutk menyempurnakannya biasa diikuti dengan tindakan
a.
Stent
adalah proses pemasangan cincin memperhankan bukaan arteri
b.
Rotablation
merupakan pengebor kerak di dalampembuluh darah dengan menggunakan alat
tertentu
c.
Directional
atherectomy merupakan proses pengerokan kerak yang menempel pada pembuluh darah.
DAFTAR
PUSTAKA
Stein, J. Hay.1998. panduan klinik ilmu
penyakit dalam.
Jakarta:EGC
Adib, M. 2011.pengetahuan praktis ragam
penyakit yang mematikan yang paling sering menyerang kita. Yogyakarta:
BukuBiru
Widjaya,Rafelina.2009. penyakit kronis: tindakan pencegahan, pengobatan
secara medis dan internasional. Jakarta:Bee Media Indonesia
Bustan,
M.N. 2007.Epidemiologi
penyakit tidak menular, Jakarta: Rineka Cipta
Bujawati, Emmy. 2012. Penyakit tidak menular: factor resiko dan
pencegahannya.
Makassar: UIN alauddin press
Aaronson philip I. dan Jeremy P.T
Ward.
2010.at a glance system kardiovaskular. Jakarta : Erlangga
Kertohoesodo, soehardo. 1987. Pengantar
kardiologi. Jakarta: penerbit Universitas Indonesia
Braverman, Eric dan dasha Braverman. 2004.
Penyakit
jantung dan penyembuhannya secara alami. Jakarta: PT buana ilmu Populer.
Khazanah, nur. 2012. Waspada
beragam penyakit degenerative akibat pola makan. Yogyakarta: penerbit
Laksana
Menkes RI. 2013. Hasil riskesdas
2013. Jakarta:-
Prakoso, Akbar.
2011. Panduan Hidup Sehat Untuk Mencegah Penyakit Jantung & Kematian
Mendadak. Jakarta: Dinamikamedia.
Davey, Patrick. 2005. At a Glance MEDICINE, ahli bahasa Annisa
Rahmalia, Cut Nuvianty; editor Amalia Safitri. Jakarta:Erlangga.
Joewono,
Boedi Soesetyo dan Pramonohadi Prabowo.2003. Ilmu penyakit
jantung. Surabaya :Airlangga
University Press
Dept ilmu penyakit dalam .2007.
buku ajar Ilmu penyakit dalam jilid III edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu
penyakit Dalam FKUI
Sangat bermanfaat gan, Terimakasih. Salam Sehat
ReplyDeletesama-sama, jangan lupa kunjungi artikel yg lain, hhe semoga bermanfaat
Delete