A. Pengertian
Diare
Menurut WHO Pengertian diare adalah buang
air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam
satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan
sering, jadi misalnya buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka
tidak bisa disebut daire. Begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair
tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare.
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran
tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi
berupa peningkatan volume cairan, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah.
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika
terdapat perubahan konsistensi feses selama dan frekuensi buang air besar.
Seseorang dikatakan diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila
buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar berair tapi tidak
berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes, 2009). Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa diare adalah bertambahnya frekuensi defekasi lebih dan 3 kali
perhari pada bayi dan lebih dari 6 kali perhari pada anak, yang disertai dengan
perubahan konsistensi tinja menjadi encer.
B. Penyebab
Diare
Diare merupakan salah satu penyakit
saluran pencernaan yang umum ditemukan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri, parasit, maupun virus. Ada ribuan jenis organisme patogen
tersebut yang dapat menginfeksi saluran pencernaan dan menjadi penyebab
diare. Dari kelompok bakteri, ada empat jenis bakteri yang umum
ditemui dalam kasus-kasus diare di berbagai belahan dunia, yaitu campylobacter,
salmonella, shigella, dan E. Coli.
Campylobacter merupakan salah satu
bakteri penyebab diare yang dapat menginfeksi
manusia dan hewan, khususnya unggas. Infeksi campylobacter biasanya tidak
terjadi langsung dari penderita ke manusia, namun melewati media perantara yang
berupa makanan, seperti daging yang tidak dimasak dengan benar, produk-produk
susu dan keju yang tidak dipasteurisasi, atau air yang terkontaminasi.
Untungnya, bakteri penyebab diare ini cenderung lemah di udara luar. Bakteri
akan bertahan pada suhu tubuh, namun dapat mati jika terpapar oksigen atau
berada dalam lingkungan yang kering.
Selain Campylobacter, bakteri penyebab
diare yang lainnya adalah salmonella. Bakteri ini sering
ditemukan pada daging mentah atau pada produk-produk berbahan dasar susu.
Salmonella juga sering ditemukan pada hewan reptilia. Setelah infeksi pada
tubuh, Salmonella dapat berkembang dengan cepat, dan gejala dapat muncul dalam
rentang waktu 12 jam hingga 3 hari, dan dapat bertahan hingga tujuh hari.
Salmonella merupakan bakteri yang cukup lemah. Bakteri ini dapat mati pada suhu
tinggi sehingga untuk membunuhnya, cukup masak bahan-bahan makanan yang akan
dimakan.
Bakteri lainnya adalah Shigella. Bakteri
jenis ini seringkali menyebabkan diare yang disertai dengan darah. Tidak
seperti bakteri penyebab diare lainnya, Shigella
dapat berpindah dari manusia ke manusia. Biasanya kasus diare karena Shigella
muncul di dalam komunitas dengan gaya hidup yang kurang higienis. Bakteri ini
hidup di air dan dapat menempel pada makanan. Shigella dapat dengan mudah
dihindari apabila Anda rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun.
Satu jenis bakteri lain yang sering
ditemukan pada kasus-kasus diare adalah bakteri E. Coli. Kebanyakan bakteri E.
Coli tidak berbahaya, dan seringkali hidup dalam saluran pencernaan manusia.
Namun, beberapa jenis bakteri ini dapat mengeluarkan racun yang menimbulkan
infeksi yang akut, dan menyebabkan diare. Umumnya, infeksi terjadi pada
anak-anak. Seperti halnya Shigella, bakteri ini juga dapat berpindah dari
manusia ke manusia.
Sebagian kasus infeksi bakteri terjadi
karena kontaminasi pada makanan, namun sebagian besar lagi terjadi karena
kebiasaan yang kurang sehat, termasuk malas mencuci tangan. Padahal, cuci
tangan menggunakan sabun merupakan pertahanan utama dalam mencegah infeksi
bakteri. Cuci tangan pakai sabun di 5 waktu penting, yaitu sebelum sarapan,
sebelum makan siang, sebelum makan malam, setelah menggunakan toilet, dan saat
mandi. Dengan melakukan kebiasaan yang sederhana ini, kita akan terselamatkan
dari infeksi bakteri patogen yang berbahaya.
C. Penularan
Juffrie dan Mulyani (2011) Faktor resiko
yang dapat meningkatan penularan enteropatogen antara lain: tidak memberikan
ASI secara penuh untuk 4- 6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak memadainya
penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan
(MCK), kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan
makanan yang tidak higenis dan cara penyapihan yang tidak baik. Selain hal-hal
tersebut beberapa faktor pada penderita dapat meningkatkan kecenderungan untuk
dijangkiti diare antara lain gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya keasaman
lambung, menurunnya motilitas usus, menderita campak dalam 4 minggu terakhir
dan faktor genetik.
1. Faktor
umur
Sebagian besar
episiode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insidensi tertinggi
terjadi pada kelompok umur 6-11 bulan pada saat diberikan makanan pendamping
ASI. Pola ini menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar antibodi ibu,
kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin terkontaminasi
bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang pada saat
bayi mulai merangkak. Kebanyakan enteropatogen merangsang paling tidak sebagian
kekebalan melawan infeksi atau penyakit yang berulang, yang membantu
menjelaskan menurunnya insiden penyakit pada anak yang lebih besar dan pada
orang dewasa.
2. Infeksi
asimtomatik
Sebagian besar infeksi usus bersifat
asimtomatik dan proporsi asimtomatik ini meningkat setelah umur 2 tahun
dikarenakan pembentukan imunitas aktif. Pada infeksi asimtomatik yang mungkin
berlangsung beberapa hari atau minggu, tinja penderita mengandung virus,
bakteri atau kista protozoa yang infeksius. Orang dengan infeksi asimtomatik
berperan penting dalam penyebaran banyak enteropatogen terutama bila mereka
tidak menyadari adanya infeksi, tidak menjaga kebersihan dan berpindah-pindah
dari satu tempat ke tempat yang lain.
Escheria coli dapat menyebabkan bakteremia
dan infeksi sistemik pada neonatus. Meskipun Escheria coli sering ditemukan
pada lingkungan ibu dan bayi, belum pernah dilaporkan bahwa ASI sebagai sumber
infeksi Escheria coli (Alan & Mulya, 2013).
3. Faktor
musim
Variasi pola musiman diare dapat terjadi
menurut letak geografis. Didaerah sub tropik, diare karena bakteri lebih sering
terjadi pada musim panas, sedangkan diare karena virus terutama rotavirus
puncaknya terjadi pada musim dingin. Didaerah tropik (termasuk indonesia),
diare yang disebabkan oleh retrovirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan peningkatan
sepanjang musim kemarau, sedangkan diare karena bakteri cenderung meningkat
pada musim hujan.
D. Tanda
Dan Gejala
Ketika mendiagnosis
penyakit diare, biasanya dokter akan menanyakan seputar gejala yang dialami.
Diare umumnya terjadi karena adanya gangguan pada sistem pencernaan, sehingga
gejala yang ditemui pun sebagian besar adalah gejala dari sistem pencernaan. Selain dilihat dari tinja yang encer, berikut beberapa tanda dan
gejala diare baik pada orang dewasa dan anak-anak:
1. Peningkatan frekuensi buang air besar
2. Peningkatan jumlah tinja tiap kali buang air besar
3. Rasa melilit serta kram pada bagian perut
4. Kembung, sering buang gas (kentut) dan bersendawa
5. Muncul rasa mual dan ingin muntah
6. Pada bayi, biasanya akan terlihat warna kemerahan pada kulit di
sekitar bokong
7. Akan diserta dengan demam, jika diare disebabkan oleh infeksi
8. Jika terjadi dehidrasi, maka penderita akan merasa lemas, ujung
jari terasa dingin, dan hilang kesadaran
9. Pada penderita disentri akan keluar darah dan lendir saat buang
air besar
Untuk gejala diare ringan,
biasanya hanya berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Sedangkan
pada diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari maka dianggap sebagai
diare kronis yang bisa menjadi tanda dari penyakit lain, seperti radang usus
dan infeksi yang berat. Jika tidak segera diatasi, diare yang berlangsung
terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan dapat mengancam nyawa
penderitanya.
E. Pengobatan
Badan Kesehatan Dunia (WHO)
telah merekomendasikan pengobatan diare yang baik untuk diberikan kepada
penderita, yaitu sebagai berikut:
1. Pemberian
Cairan
Pemenuhan cairan pada tubuh
penderita diare sangat penting mengingat komplikasi yang sering terjadi pada
diare adalah dehidrasi. Pemberian banyak cairan memiliki tujuan untuk
menggantikan cairan yang keluar saat diare. Jika tidak digantikan, maka tubuh akan
mengalami defisit cairan dan menyebabkan perubahan keasaman darah. Kondisi ini
dapat mengurangi volume darah yang menghantarkan oksigen sehingga dapat
mengganggu metabolisme sel dan bisa berakibat fatal. Pada bayi, pemberian
ASI harus terus diberikan ketika mengalami diare. Namun, Anda perlu membatasi
penggunaan susu yang mengandung laktosa. Sebaiknya konsultasikan ke dokter
terlebih dahulu untuk mengantisipasi adanya gangguan penyerapan zat tertentu. Oralit juga menjadi alternatif yang sangat dianjurkan untuk
dikonsumsi saat mengalami diare. Oralit memiliki tingkat kelarutan yang baik
sehingga mudah diserap di usus. Anda juga dapat menggantikan larutan oralit
dengan larutan gula garam. Caranya cukup mencampurkan satu sendok teh gula dan
garam ke dalam satu gelas (200 cc) air minum. Jika pemberikan cairan secara oral tidak bisa diupayakan seperti
mengalami muntah berat, maka perlu dilakukan penggantian cairan dengan
intravena atau infus.
2. Pemberian
Nutrisi yang Baik
Pengobatan terbaik pada
penderita diare adalah pemberian nutrisi yang baik dan seimbang. Jangan sampai
ketika Anda mengalami diare, konsumsi makanan menjadi menurun. Anda harus tetap
makan seperti biasanya. Pada bayi yang masih menyusui pun harus tetap diberikan
ASI secara intensif. Bila mengalami mual, makanan bisa diberikan sedikit
-sedikit tetapi lebih sering. Konsumsi serat sebaiknya agak dikurangi agar
konsistensi tinja lebih padat.
3. Pemberian
Obat-obatan
Beberapa penelitian yang telah
dilakukan sebenarnya menunjukkan bahwa konsumsi obat-obatan tidak dapat
menyembuhkan kondisi diare yang dialami. Obat antidiare tidak mengatasi
penyebab diare sehingga pemakaian obat-oabtan antidiare sebaiknya
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Pemberian antibiotik pun hanya
untuk indikasi tertentu, misal pada disentri dan kolera. Pemakaiannya pun
harus dibatasi karena jika digunakan dengan tidak benar dapat mengganggu
keseimbangan bakteri normal pada usus. Untuk diare yang disebabkan oleh virus
tidak membutuhkan antibiotik.
4. Pemberian
Seng atau Zink
Seng, zink, atau zat besi
merupakan salah satu zat mikronutrisi. Zat ini dapat menurunkan frekuensi buang
air besar, mengurangi volume tinja, serta mengatasi diare berulang. Anda dapat
mengonsumsi seng atau zink selama 10-14 hari dengan kadar 20 mg per hari. Pada
anak usia di bawah 6 tahun dosisnya ialah 10 mg per hari.
5. Perawatan
Lebih Lanjut
Anda sebaiknya segera
memeriksakan diri ke dokter apabila diare yang dialami disertai dengan demam,
diare berdarah, berkurangnya nafsu makan, dehidrasi, dan tidak sembug lebih
dari 3 hari.
F. Cara
Mencegah Diare
Tindakan terbaik
dalam mengatasi diare adalah melakukan pencegahan diare sejak dini. Kebersihan
menjadi kunci pokok yang harus diperhatikan dalam upaya pencegahan diare. Beberapa
hal yang bisa dilakukan, seperti:
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta setelah buang air
besar dan kecil
2. Tidak sembarangan mengonsumsi makanan yang tidak terjamin
kebersihan dan kesehatannya
3. Tidak mengonsumsi air yang tidak matang
4. Memisahkan makanan yang matang dan yang mentah
5. Selalu memasak menggunakan bahan dasar yang masih segar
6. Menyimpan makanan di lemari pendingin dan tidak terlalu lama
membiarkan makanan tertinggal di bawah paparan sinar matahari
7. Menghindari penggunaan handuk dan peralatan makan yang sama jika
ada keluarga yang mengalami diare
8. Membersihkan toilet dengan disinfektan setelah buang air besar
9. Istirahat yagn cukup
Melakukan pola hidup sehat dan
seimbang adalah cara terbaik untuk menghindari kemungkinan berbagai penyakit,
seperti diare. Meskipun diare merupakan penyakit yang umum terjadi, Anda harus
cepat mengatasinya dengan cara yang tepat. Jika dibiarkan, diare dapat
menimbulkan dehidrasi yang berat sehingga bisa berakibat fatal bagi
penderitanya.
terimakasih sudah berbagi
ReplyDeleteSama-sana, semoga bermanfaat
Deletesangan membantu, terimakasih
ReplyDeletesama-sama, semoga bermanfaat
DeleteHow To Deposit - Casino Roll
ReplyDeleteA bonus on w88 slots is 바카라 양방 사이트 a wager on a slot or titanium wire other game or contest. When someone makes bet analysis a deposit, you can claim the bet, play and deposit for 슬롯 나라 free.