A. PengertianPenyuluhan
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Penyuluhan berasal dari kata “suluh” yang berarti “obor” atau “pelita” atau “yang memberi terang”. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahandari yang tidak mau menjadi mau memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan. (Source: Ibrahim, et.al, 2003:1-2).
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Penyuluhan berasal dari kata “suluh” yang berarti “obor” atau “pelita” atau “yang memberi terang”. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahandari yang tidak mau menjadi mau memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan. (Source: Ibrahim, et.al, 2003:1-2).
Margono Slamet (2000)
menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyu-luhan adalah untuk memberdayakan
masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan
atau mengem-bangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih
ber-manfaat bagi masyarakat yang bersangkutan. Dalam konsep pember-dayaan
tersebut, terkandung pema-haman bahwa pemberdayaan tersebut diarahkan
terwujudnya masyarakat madani (yang beradab) dan mandiri dalam pengertian dapat
mengambil keputusan (yang terbaik) bagi kesejahteraannya sendiri.
Menurut Mardikanto (1987) Penyuluhan
sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluh-an tidak sekadar upaya untuk
menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu
adalah, untuk menumbuh-kembangkan partisi-pasi masyarakat dalam pembangunan.).
SDC (1995) menyatakan bahwa, penyuluhan tidak
sekadar merupa-kan proses perubahan perilaku pada diri seseorang, tetapi
merupakan proses perubahan sosial, yang mencakup banyak aspek, termasuk politik
dan ekonomi yang dalam jangka panjang secara bertahap mampu diandalkan
menciptakan pilihan-pilihan baru untuk memper-baiki kehidupan masyarakatnya.
Yang dimaksud dengan perubahan sosial di sini
adalah, tidak saja perubahan (perilaku) yang berlangsung pada diri seseorang,
tetapi juga perubahan-perubahan hubungan antar individu dalam masyara-kat,
termasuk struktur, nilai-nilai, dan pranata sosialnya, seperti: demokratisasi,
transparansi, supremasi hukum, dll.
Menurut Slamet (1994)istilah
penyuluhan pada awal kegiatannya disebut dan dikenal sebagai Agricultural
Extension. Dengan pengembangan penggunaannya di bidang-bidang lain, maka
sebutannya berubah menjadi Extension Education dan Develoment Communication.
Meskipun antara ketiga istilah tersebut terdapat perbedaan, namun pada dasarnya
mengacu pada disiplin ilmu yang sama.
B.
Tujuan Penyuluhan
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah
perilaku objek atau sasaran. Objek atau sasaran penyuluhan kesehatan bisa
individu, kelompok ataupun masyarakat.
Penyuluhan
kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik
praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi
perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah
perilakunya menjadi perilaku hidup sehat (Munajaya, 2004).
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah mengubah
perilaku masyarakat ke arah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, untuk mewujudkannya, perubahan perilaku yang
diharapkan setelah menerima pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus.
Oleh karena itu, pencapaian target penyuluhan dibagi
menjadi tujuan jangka pendek yaitu tercapainya perubahan pengetahuan, tujuan
jangka menengah hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan pengertian,
sikap, dan keterampilan yang akan mengubah perilaku ke arah perilaku sehat, dan
tujuan jangka panjang adalah dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan
sehari-harinya.
Menurut WHO (1954) tujuan penyuluhan kesehatan adalah
untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Tujuan penyuluhan kesehatan pada hakekatnya sama dengan tujuan pendidikan
kesehatan.
Menurut Effendy (1998) tujuan penyuluhan kesehatan adalah:
1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan
masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan
sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik,
mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
C.
Manfaat Penyuluhan
a) Memberi
acuan dalam mempertimbangkan secara seksama tentang hal-hal yang harus
dilakukan dan cara melaksanakannya.
b) Merupakan
acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk menghindari
terjadinya salah pengertian.
c)
Sebagai
pedoman pengambilan keputusan terhadap adanya usul atau saran penyempurnaan.
d) Menjadi
pedoman untuk mengukur (mengevaluasi) pelaksanaan program.
e) Adanya
patokan yang jelas tentang masalah-masalah yang insidentil (menuntut perlunya
revisi program), dan pemantapan dari perubahan-perubahan sementara (hanya
direvisi jika memang diperlukan).
f)
Mencegah
adanya salah pengertian tentang tujuan akhir, dan mengembangkan
kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan maupun yang tidak dirasakan.
g) Memberikan
keterlibatan personil dalam setiap tahapan program yang berkesinambungan
tersebut, hingga tercapainya tujuan.
h) Membantu
pengembangan kepemimpinan, yaitu menggerakkan semua pihak yang terlibat dan
menggunakan sumber daya yang tersedia.
i)
Menghindarkan
pemborosan sumber daya, dan sebaliknya merangsang efiiiensi.
j) Menjamin
kelayakan kegiatan yang dilakukan di dalam masyarakat dan yang dilaksanakan
sendiri oleh masyarakat setempat.
Audah, Jamiatul. 2013. Perencanaan Program Kesehatan. http://jamiatulaudah.blogspot.co.id/2013/05/perencanaan-program-penyuluhan-kesehatan.html
No comments:
Post a Comment