Thursday, January 10, 2019

Sejarah Promosi Kesehatan


2.1.   Pengertian Sejarah
Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah.
Pengertian sejarah menurut para ahli
1.      J.V. Bryce
Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
2.      W.H. Walsh
Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia pada masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti.
3.      Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
4.      Roeslan Abdulgani
Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan pada masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
5.      Moh. Yamin
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.
6.      Ibnu Khaldun (1332–1406
Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.
7.      R. Moh. Ali
Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:
1.      Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
2.  Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
3.   Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.

2.2      Aspek-Aspek Sejarah

Ada tiga aspek dalam sejarah, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Masa lampau dijadikan titik tolak untuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran tentang nilai dan moral. 

               Pada masa kini, sejarah akan dapat dipahami oleh generasi penerus dari masyarakat yang terdahulu sebagai suatu cermin untuk menuju kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

2.3      Sejarah Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan sama halnya dengan Pendidikan Kesehatan lain yang memiliki perjalanan panjang sehinga dapat muncul sebagai salah satu bentuk intervensi yang berperan dalam peningkatan derajat kesehatan. Berikut merupakan sejarah singkat dari promosi kesehatan.


1.      Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan Medisch Hygienische Propaganda. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.
Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar
1.     Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
2.  Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media    Elektronik (1975-1995)

2.      Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
1. Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960
2. Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)

3.      Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)
1. Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)
2. Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
3. Munculnya Posyandu
4. Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron).
4.      Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada,  munculnya istilah promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986) memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu :
1.      Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy).
2.      Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive environment).
3.      Memperkuat gerakan masyarakat (community action).
4.      Mengembangkan kemampuan perorangan (personnal skills).
5.      Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services).
·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988) Konferensi ini menekankan 4 bidang prioritas, yaitu:
(1) Mendukung kesehatan wanita
(2) Makanan dan gizi
(3) Rokok dan alcohol
                   (4) Menciptakan lingkungan sehat.
·         Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia  (1991). Konferensi ini mengemukakan 4 strategi kunci, yakni:
1.      Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat.
2.      Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan.
3.      Membangun aliansi.
4.      Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat.
Promosi Kesehatan abad 21 adalah :  Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan, Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan, Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan, Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat, Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.

5.      Promosi Kesehatan Di Era Reformasi Dan Desentralisasi
Lahirnya semangat reformasi yang ditingkahi dengan terjadinya pergantian pemerintahan pada tahun 1998 telah membawa perubahan fundamental dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Angin reformasi yang bertiup kencang sejak lengsernya Presiden Soeharto memperoleh wadahnya dalam sidang-sidang MPR, yang merupakan lembaga tertinggi negara. Akhirnya dilakukan amandemen terhadap UUD 1945, sesuatu yang “diharamkan” pada era sebelumnya. Amandemen tersebut bahkan dilakukan beberapa kali, antara lain menyangkut tentang penghapusan lembaga Dewan Pertimbangan Agung, dibentuknya Mahkamah Konstitusi, ada Dewan Perwakilan Daerah (DPD), pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI secara langsung oleh rakyat, dll.
Salah satu perubahan yang mendasar adalah bergantinya sistem pemerintahan sentralisasi menjadi desentralisasi, atau otonomi daerah. Semangat inilah yang mengilhami diundangkannya UU No. 22 tahun 1999 dan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diberlakukan pada tahun 2001. Sesuai dengan UU tersebut, maka Gubernur, Bupati dan Walikota kini dipilih langsung oleh rakyat dan karenanya mempunyai kewenangan yang sangat menentukan, termasuk dalam penentuan organisasi daerah, jabatan dan personilnya. Sementara itu lembaga legislatif, baik DPR di Pusat maupun DPRD di daerah mempunyai kewenangan yang lebih besar (bahkan sangat besar) dalam penyusunan anggaran keuangan baik Pusat maupun Daerah. Berkaitan dengan itu, partai-partai politik mempunyai peranan yang sangat menentukan, melalui wakil-wakilnya yang duduk di pemerintahan (ekskutif) dan lembaga perwakilan (legislatif), baik di Pusat maupun di daerah.
Untuk mengantisipasi hal ini Departemen Kesehatan dalam hal ini Promosi Kesehatan menyelenggarakan pertemuan dengan Bupati dan Walikota seluruh Indonesia pada bulan Juli 2000 yang menyepakati tentang perlunya perhatian Daerah secara lebih sungguh-sungguh terhadap program kesehatan, kelembagaan, ketenagaan serta anggaran yang mendukungnya. Berbagai pertemuan khusus untuk menjelaskan dan mendiskusikan tentang Paradigma Sehat dan Visi Indonesia sehat 2010 juga diselenggarakan kepada partai-partai politik dan anggota DPR kkhususnya komisi yang mengurusi bidang kesehatan.
Demikian pula dengan tujuan yang sama beberapa kali pertemuan khusus juga digelar di daerah, paling tidak di beberapa propinsi, seperti Banten, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Sumatera Barat, dll. Belum lagi panduan tertulis tentang penanganan program-program kesehatan termasuk promosi kesehatan di daerah.
Selanjutnya dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah, setelah dilakukan pembahasan dan sosialisasi dengan daerah, telah ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Stándar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Salah satu SPM bidang kesehatan tersebut adalah tentang Penyuluhan perilaku sehat, yang harus mencakup setidaknya: Rumah tangga sehat (65%) dan Desa Posyandu Purnama (40%). Selain itu juga ditetapkan bahwa promosi kesehatan merupakan salah satu pelayanan yang wajib dilakukan di Puskesmas.

·         Lawrence Green (1984)
Mendefinisi promosi kesehtan sebagai berikut : Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervesi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Dari batasan ini jelas, bahwa promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

·         Piagam Ottawa (Ottawa Charter)
Konferensi Internasional Kesehatan di Ottawa-Canada (1986) menghasilkan piagam Ottawa Charter yang rumusan strateginya dikelompokan menjadi 5 butir, yaitu :
a)      Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy)
Adalah kegiatan yang ditujukkan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan yang berwawasan kesehatan. Setiap kebijakan pembangunan di bidang apa saja harus mempertimbangkan dampak kesehatannya bagi  masyarakat. Mislanya, orang yang mendirikan pabrik atau industry, sebelumnya harus dilakukan analisis dampak lingkungan agar tidak tercemar dan tidak berdampak kepada masyarakat.
b)      Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
Adalah kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan suasana yang mendukung yang ditujukan pada : pemimpin organisasi masyarakat pengelola tempat-tempat umum.
c)      Reorientasi Pelayanan Kesehatan
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan, tetapi pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan kesehatan dan pihak yang mendapatkan pelayanan.
d)     Gerakan Masyarakat
Derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsure-unsur yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dari kutipan piagam Ottawa, dinyatakan bahwa: promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri.
e)      Keterampilan Individu
Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan social melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi kesehatan. Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan dalam menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk menangani penyakit dan kecelakaan sangatlah penting. Keterampilan individu adalah kemampuan petugas dalam menyampaikan informasi kesehatan dan kemampuan dalam menyontohkan  misalnya, melalui penyuluhan secara individu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK.


BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
           Sejarah merupakan kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah.
           Ada tiga aspek dalam sejarah, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.
           Promosi kesehatan sama halnya dengan Pendidikan Kesehatan lain yang memiliki perjalanan panjang sehinga dapat muncul sebagai salah satu bentuk intervensi yang berperan dalam peningkatan derajat kesehatan. Berikut merupakan sejarah singkat dari promosi kesehatan :
1.      Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
2.      Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
3.      Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)
4.      Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
5.      Promosi Kesehatan Di Era Reformasi Dan Desentralisasi

3.2     Saran
           Berbagai sumber telah dikumpul sebanyak-banyaknya demi terselsaikannya makalah ini. Namun, sebagai manusia biasa yang membutuhkan bantuan orang lain, penulis mengharapkan dukungan baik dalam bentuk kritik dan saran, semoga dengan semua itu dapat membuat makalah ini semakin baik dan berguna bagi semua orang.





DAFTAR PUSTAKA

1.      Saleh, Rahmi. 2016. Sejarah Promosi Kesehatan. Diambil dari:     www.scribd.com/document/331670763/Makalah-Sejarah-Promosi-Kesehatan.
2.      Afriyenni, Nadiya. 2009. Sejarah Promosi Kesehatan. Diambil dari: www.sejarahpromosikesehatan.blogspot.co.id/2009/10/sejarah-promosi-kesehatan-sejarah.html
3.      Kaudis, Ardi. 2013. Sejarah Promosi Kesehatan. Diambil dari: www.fkmuntikaluwukardi.blogspot.co.id/2013/09/sejarah-promosi-kesehatan.html

2 comments: