2.1.
Pengertian Sejarah
Sejarah
adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan
peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut
sumber sejarah.
Pengertian
sejarah menurut para ahli
1.
J.V. Bryce
Sejarah adalah
catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
2.
W.H. Walsh
Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan
penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman
manusia pada masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita
yang berarti.
3.
Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu
yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
4.
Roeslan Abdulgani
Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat
serta kemanusiaan pada masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud
untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut,
untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan
keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
5.
Moh. Yamin
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas
hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan
kenyataan.
6.
Ibnu Khaldun
(1332–1406
Sejarah
didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban
manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.
7.
R. Moh. Ali
Moh. Ali dalam
bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah
sebagai berikut:
1.
Jumlah
perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
2. Cerita tentang
perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
3. Ilmu yang bertugas menyelidiki
perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar
kita.
2.2
Aspek-Aspek Sejarah
Ada tiga aspek
dalam sejarah, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Masa lampau dijadikan titik tolak untuk masa yang akan
datang sehingga sejarah mengandung pelajaran tentang
nilai dan moral.
Pada masa kini, sejarah akan dapat dipahami oleh
generasi penerus dari masyarakat yang terdahulu sebagai suatu cermin untuk
menuju kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
2.3
Sejarah Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan sama halnya dengan
Pendidikan Kesehatan lain yang memiliki perjalanan panjang sehinga dapat muncul
sebagai salah satu bentuk intervensi yang berperan dalam peningkatan derajat
kesehatan. Berikut merupakan sejarah singkat dari promosi kesehatan.
1.
Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai
1960an)
Pada tahun 1924 oleh pemerintah
Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing
tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk membuat
kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing
tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan Medisch
Hygienische Propaganda. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit perut
lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan
pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk
mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.
Perintisan Pendidikan Kesehatan
Rakyat oleh Dr. R. Mohtar
1. Era
Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
2. Era PKMD,
Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)
2.
Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
1.
Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960
2. Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)
3.
Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media
Elektronik (1975-1995)
1.
Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)
2. Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
3. Munculnya Posyandu
4.
Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron).
4.
Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
·
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada,
munculnya istilah promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986) memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan,
yaitu :
1. Mengembangkan kebijakan
yang berwawasan kesehatan (healthy public policy).
2.
Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive
environment).
3. Memperkuat gerakan
masyarakat (community action).
4. Mengembangkan kemampuan
perorangan (personnal skills).
5. Menata kembali arah
pelayanan kesehatan (reorient health services).
·
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988)
Konferensi ini menekankan 4 bidang
prioritas, yaitu:
(1)
Mendukung kesehatan wanita
(2)
Makanan dan gizi
(3) Rokok
dan alcohol
(4) Menciptakan lingkungan sehat.
·
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia
(1991). Konferensi ini mengemukakan 4
strategi kunci, yakni:
1. Memperkuat advokasi
diseluruh lapisan masyarakat.
2. Memberdayakan masyarakat
dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan
dan pemberdayaan.
3. Membangun aliansi.
4. Menjadi penengah diantara
berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat.
Promosi
Kesehatan abad 21 adalah : Meningkatkan
tanggungjawab sosial dalam kesehatan, Meningkatkan investasi untuk pembangunan
kesehatan, Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan, Meningkatkan kemampuan
perorangan dan memberdayakan masyarakat, Mengembangkan infra struktur promosi
kesehatan.
5.
Promosi Kesehatan Di Era Reformasi
Dan Desentralisasi
Lahirnya
semangat reformasi yang ditingkahi dengan terjadinya pergantian pemerintahan
pada tahun 1998 telah membawa perubahan fundamental dalam kehidupan bangsa dan
negara Indonesia. Angin reformasi yang bertiup kencang sejak lengsernya
Presiden Soeharto memperoleh wadahnya dalam sidang-sidang MPR, yang merupakan
lembaga tertinggi negara. Akhirnya dilakukan amandemen terhadap UUD 1945,
sesuatu yang “diharamkan” pada era sebelumnya. Amandemen tersebut bahkan
dilakukan beberapa kali, antara lain menyangkut tentang penghapusan lembaga
Dewan Pertimbangan Agung, dibentuknya Mahkamah Konstitusi, ada Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI secara langsung oleh
rakyat, dll.
Salah satu
perubahan yang mendasar adalah bergantinya sistem pemerintahan sentralisasi
menjadi desentralisasi, atau otonomi daerah. Semangat inilah yang mengilhami
diundangkannya UU No. 22 tahun 1999 dan UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah serta UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah yang diberlakukan pada tahun 2001. Sesuai dengan UU tersebut,
maka Gubernur, Bupati dan Walikota kini dipilih langsung oleh rakyat dan
karenanya mempunyai kewenangan yang sangat menentukan, termasuk dalam penentuan
organisasi daerah, jabatan dan personilnya. Sementara itu lembaga legislatif,
baik DPR di Pusat maupun DPRD di daerah mempunyai kewenangan yang lebih besar
(bahkan sangat besar) dalam penyusunan anggaran keuangan baik Pusat maupun
Daerah. Berkaitan dengan itu, partai-partai politik mempunyai peranan yang
sangat menentukan, melalui wakil-wakilnya yang duduk di pemerintahan (ekskutif)
dan lembaga perwakilan (legislatif), baik di Pusat maupun di daerah.
Untuk
mengantisipasi hal ini Departemen Kesehatan dalam hal ini Promosi Kesehatan
menyelenggarakan pertemuan dengan Bupati dan Walikota seluruh Indonesia pada
bulan Juli 2000 yang menyepakati tentang perlunya perhatian Daerah secara lebih
sungguh-sungguh terhadap program kesehatan, kelembagaan, ketenagaan serta
anggaran yang mendukungnya. Berbagai pertemuan khusus untuk menjelaskan dan
mendiskusikan tentang Paradigma Sehat dan Visi Indonesia sehat 2010 juga
diselenggarakan kepada partai-partai politik dan anggota DPR kkhususnya komisi
yang mengurusi bidang kesehatan.
Demikian pula
dengan tujuan yang sama beberapa kali pertemuan khusus juga digelar di daerah,
paling tidak di beberapa propinsi, seperti Banten, Sumatera Selatan, Bangka
Belitung, Sumatera Barat, dll. Belum lagi panduan tertulis tentang penanganan
program-program kesehatan termasuk promosi kesehatan di daerah.
Selanjutnya
dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah, setelah dilakukan pembahasan
dan sosialisasi dengan daerah, telah ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan
tentang Stándar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Salah satu SPM bidang kesehatan tersebut adalah tentang Penyuluhan perilaku
sehat, yang harus mencakup setidaknya: Rumah tangga sehat (65%) dan Desa
Posyandu Purnama (40%). Selain itu juga ditetapkan bahwa promosi kesehatan
merupakan salah satu pelayanan yang wajib dilakukan di Puskesmas.
·
Lawrence Green (1984)
Mendefinisi
promosi kesehtan sebagai berikut : Promosi Kesehatan adalah segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatan dan intervesi yang terkait dengan ekonomi,
politik dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Dari batasan ini
jelas, bahwa promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi
kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan
untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif
bagi kesehatan.
·
Piagam Ottawa (Ottawa Charter)
Konferensi
Internasional Kesehatan di Ottawa-Canada (1986) menghasilkan piagam Ottawa
Charter yang rumusan strateginya dikelompokan menjadi 5 butir, yaitu :
a)
Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy)
Adalah kegiatan yang ditujukkan kepada para pembuat keputusan
atau penentu kebijakan yang berwawasan kesehatan. Setiap kebijakan pembangunan
di bidang apa saja harus mempertimbangkan dampak kesehatannya bagi masyarakat. Mislanya, orang yang mendirikan
pabrik atau industry, sebelumnya harus dilakukan analisis dampak lingkungan
agar tidak tercemar dan tidak berdampak kepada masyarakat.
b)
Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
Adalah kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan
suasana yang mendukung yang ditujukan pada : pemimpin organisasi masyarakat
pengelola tempat-tempat umum.
c)
Reorientasi Pelayanan Kesehatan
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan,
tanggung jawab pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan, tetapi
pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi
pelayanan kesehatan dan pihak yang mendapatkan pelayanan.
d)
Gerakan Masyarakat
Derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila
unsure-unsur yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dari
kutipan piagam Ottawa, dinyatakan bahwa: promosi kesehatan adalah upaya yang
dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan sendiri.
e)
Keterampilan Individu
Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan social
melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan
keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia
bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan lingkungan mereka,
dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi kesehatan. Memungkinkan masyarakat
untuk belajar melalui kehidupan dalam menyiapkan diri mereka untuk semua
tingkatannya dan untuk menangani penyakit dan kecelakaan sangatlah penting.
Keterampilan individu adalah kemampuan petugas dalam menyampaikan informasi
kesehatan dan kemampuan dalam menyontohkan
misalnya, melalui penyuluhan secara individu atau kelompok seperti di
Posyandu, PKK.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah merupakan kejadian yang terjadi pada
masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai
peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah.
Ada tiga aspek dalam
sejarah, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.
Promosi kesehatan sama halnya dengan Pendidikan Kesehatan lain yang
memiliki perjalanan panjang sehinga dapat muncul sebagai salah satu bentuk
intervensi yang berperan dalam peningkatan derajat kesehatan. Berikut merupakan
sejarah singkat dari promosi kesehatan :
1.
Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai
1960an)
2.
Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
3.
Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media
Elektronik (1975-1995)
4.
Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
5.
Promosi Kesehatan Di Era Reformasi
Dan Desentralisasi
3.2 Saran
Berbagai sumber telah dikumpul
sebanyak-banyaknya demi terselsaikannya makalah ini. Namun, sebagai manusia
biasa yang membutuhkan bantuan orang lain, penulis mengharapkan dukungan baik
dalam bentuk kritik dan saran, semoga dengan semua itu dapat membuat makalah
ini semakin baik dan berguna bagi semua orang.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Saleh, Rahmi. 2016. Sejarah Promosi Kesehatan.
Diambil dari: www.scribd.com/document/331670763/Makalah-Sejarah-Promosi-Kesehatan.
2.
Afriyenni, Nadiya. 2009. Sejarah Promosi
Kesehatan. Diambil dari: www.sejarahpromosikesehatan.blogspot.co.id/2009/10/sejarah-promosi-kesehatan-sejarah.html
3.
Kaudis, Ardi. 2013. Sejarah Promosi Kesehatan.
Diambil dari: www.fkmuntikaluwukardi.blogspot.co.id/2013/09/sejarah-promosi-kesehatan.html
terimakasih...sangat membantu artikel ini
ReplyDeletebrrti begadang kau kan
ReplyDelete