A. Definisi
Istilah
Kusta berasal dari bahasa sansekerta yang berarti Kustha berarti kumpulan
gejala-gejala kulit secara umum, yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae. Kusta menyerang
berbagai tubuh diantaranya saraf dan kulit. Penyakit ini adalah tipe penyakit Gramulomatosa pada saraf tepi dan mukosa
dari saluran pernapasan atas dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati
dari luar.(Dinkes,2015: 1)
Menurut
Bujawati,dkk:2015. Kusta (Lepra) atau Morbushansen merupakan penyakit menular
dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium
leprae) yang menyerang saraf tepi,kulit,dan jaringan tubuh lainnya.
Tipe-tipe penyakit kusta antara lain:
Reaksitipe I (reaksi reversal, reaksi upgrading,reaksiborderline)
Terjadi pada pasien tipe borderline disebabakan meningkatnya kekebalan selular
secara cepat. Pada reaksi inti terjadi pergeseran tipe kusta ke arah PB. Faktor
pencetusnya tidak diketahui secara pasti tapi
diperkirakan ada hubungan dengan reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Gejala
klinis reaksi tipe berupa perubahan lesi
kulit, neuritis nyeri tekanan pada saraf, dan atau ganguan keadaan umum pasien
( gejala konstitusi).
Reaksitipe
II (reaksi eritemanodosumleprosum).
Reaksi ini terjadi pada pasien tipe MB dan
merupakan reaksi humoral, dimana basil kusta
yang ututh maupun tak utuh menjadi
antigen. Tubuh akan membentuk antibodi dan komplemen sebagai
irespondanya antigen. Reaksi
kompleksimun terjadi antara antigen, antibodi dan komplemen. Kompleksi imun ini
dapat mengendap antara lain di kulit berbentuk nodul yang di kenal sebagai eritemanodosumleprosum
(ENL), mata (iridosiklitis), sendi (artritis) dan saraf (neuritis)
dengan disertai gejala konstitusi
seperti demam malaise, serta komplikasi pada tubuh lainnya.
Hal yang mempermudah terjadi reaksi kusta adalah
stres fisik; (kondisi lemah menstruasi, hamil, setelah melahirkan, pembedahan,
sesudah mendapatkan imunisasi dan malaria) dan stres mental. Perjalanan reaksi
dapat berlangsung sampai tiga minggu, kadang-kadang timbul berulang-ulang dan
berlangsung lama.
B. Epidemiologi
Cara-cara penularan penyakit kusta sampai saat ini
masih merupakan tanda tanya. Yang diketahui hanya pintu keluar kuman kusta dari
tubuh si penderita, yakni selaput lendir hidung. Tetapi ada yang mengatakan
bahwa penularan penyakit kusta adalah:
1.
Melalui sekret hidung, basil yang
berasal dari sekret hidung penderita yang sudah mengering, diluar masih dapat
hidup 2–7 x 24 jam.
2.
Kontak kulit dengan kulit.
Syarat-syaratnya adalah harus dibawah umur 15 tahun,keduanya harus ada lesi
baik mikoskopis maupun makroskopis, dan adanyakontak yang lama dan
berulang-ulang.
Klinis ternyata kontak lama dan berulang-ulang ini
bukanlah merupakan faktor yng penting. Banyak hal yang tidak bisa diterangkan
mengenai penularan ini sesuai hukum-hukum penularan seperti halnya penyakit
infeksi lainnya. Menurut Cocreane (1959), terlalu sedikit orang tertular
penyakti kusta secara kontak kulit dengan kasus lepra terbuka. Menurut Ress
(1975) dapat ditarik kesimpulan bahwa
penularan dan perkembangan penyakit kusta hanya tergantung dari dua hal yakni
jumlah atau keganansan mycrobacterium leprae dan daya tubuh penderita.
C. Etiologi
Penyakit kusta disebabkan oleh M .leprae yang ditemukan
oleh G.H. Armauer Hansen tahun 1873 di Norwegia.Basil ini bersifat tahan asam,
bentuk pleomorf lurus, batang ramping dan sisanya berbentuk paralel dengan
kedua ujung-ujungnya bulat dengan ukuran panjang 1-8 um dan diameter 0,25-0,3
um. Basil ini menyerupai kuman berbentuk batang yang gram positif, tidak
bergerak dan tidak berspora. Dengan pewarnaan
Ziehl-Nielsenbasil yang hidup dapat berbentuk batang yang utuh, berwarna
merah terang, dengan ujung bulat (solid),sedang basil yang mati bentuknya terpecah-pecah
(fragmented)atau granular. Basil ini hidup dalam sel terutama jaringan yang
bersuhu rendah dan tidak dapat dikultur dalam media buatan (in vitro).
D. Patifisiologi
Mekanisme penularan kusta yang tepat belum
diketahui. Beberapa hipotesis telah dikemukakan seperti adanya kontak dekat dan
penularan dari udara. Terdapat bukti bahwa tidak semua orang yang terinfeksi
oleh kuman Mycobacterium leprae Menderita kusta, Iklim (cuaca panas dan
lembab) diet, status gizi,status sosial ekonomi dan genetic Juga ikut berperan,
setelah melalui penelitian dan pengamatan pada kelompok penyakit kusta di
keluarga tertentu.
Belum diketahui pula mengapa dapat terjadi tipe
kusta yang berbeda pada setiap individu. Faktor ketidak cukupan gizi juga
diduga merupakan faktor penyebab Penyakit kusta dipercaya bahwa penularannya
disebabkan oleh kontak antara orang yang terinfeksi dengan orang sehat. Dalam
penelitian terhadap insiden, tingkat infeksi untuk kontak lepra lepramatosa
beragam dari 6.2 per 211000 per tahun di Cebu,Philipina hingga 55.8 per 1000
per tahun di India Selatan. Dua pintu keluar dari Mycobacterium leprae
dari tubuh manusia diperkirakan adalah kulit dan mukosa hidung. Telah
dibuktikan bahwa kasus lepramatosa menunjukan adanya sejumlah organisme di
dermis kulit. Bagaimana masih belum dapat dibuktikan bahwa organism tersebut
dapat berpindah ke permukaan kulit. Walaupun telah ditemukan bakteri tahan asam
di epidermis. Walaupun terdapat laporan bahwa ditemukan bakteri tahan asam di
epitel Deskuamosa di kulit, Weddel et al melaporkan bahwa mereka tidak
menemukan bakteri tahan asam di epidermis.
Dalam penelitian terbaru Job etal menemukan adanya
sejumlah Mycobacterium leprae yang besar dilapisan keratin superficial
kulit di penderita kusta lepromatosa.Hal ini menbentuk sebuah pendugaan bahwa
organisme tersebut dapat keluar melalui kelenjarkeringat.Pentingnya mukosa
hidung dalam penularan Mycobacterium leprae telah ditemukan oleh
Schaffer pada tahun 1898. Jumlah bakteri dari lesi mukosa hidung pada kusta
lepromatosa, menurut Shepard, antara 10.000 hingga 10.000.000 bakteri. Pedley
melaporkan bahwa sebagian besar pasien lepromatosa memperlihatkan adanya
bakteri di secret hidung penderita. Devey dan Reesmengindikasi bahwa secret
hidung dari pasien lepromatosa dapat memproduksi 10.000.000 organisme per
hari.22Pintu masuk dari Mycobacterium leprae ke tubuh manusia masih
menjadi tanda tanya. Saat ini diperkirakan kulit dan pernafasan atas menjadi
gerbang masuknya bakteri.
Masa
inkubasi kusta belum dapat dikemukakan. beberapa peneliti berusaha mengukur
masa inkubasi kusta, masa inkubasi kusta minimum dilaporkan beberapa minggu,
berdasarkan adanya kasus kusta pada bayi. Masa inkubasi maksimum dilaporkan
selama 30 tahun. Hal ini dilaporkan berdasarkan pengamatan pada veteran perang
yang pernah terekspos di daerah endemik dan kemudian berpindah ke daerah non
endemik. Secara umum telah ditetapkan masa inkubasi rata-rata dari kusta adalah
3-5 tahun.
E. Gejala Kusta
Penyakit ini terdiri dari dua jenis, yaitu kusta
kering atau pausi basiler (PB) dan kusta basah atau multi basiler
(MB). Munculnya bercak putih seperti panu biasanya merupakan gejala kusta
kering. Sedangkan gejala kusta basah lebih mirip kadas, yaitu bercak kemerahan
dan disertai penebalan pada kulit.
Gejala kusta yang paling mendasar
lainnya adalah mati rasa atau baal. Kondisi ini menyebabkan penderitanya tidak
bisa merasakan perubahan suhu sehingga kehilangan sensasi sentuhan dan rasa
sakit pada kulit. Nah, hal tersebutlah yang menyebabkan penderita rentan
mengalami kecacatan karena saraf mereka rusak, sehingga mereka tidak merasakan
sakit meskipun jari mereka putus.Selain yang sudah disebutkan tadi, beberapa
tanda dan gejala kusta yang harus diwaspadai adalah:
1.
Kulit kering, dan pada daerah yang
sebelumnya ditumbuhi rambut atau bulu bisa rontok
- Bulu mata yang rontok
- Kelemahan atau kelumpuhan otot
- Perubahan bentuk wajah
- Mutilasi, rasa baal menyebabkan
penderita tidak menyadari adanya luka, sehingga bisa menimbulkan luka yang
tidak diobati, borok
- Ginekomastia (payudara yang tumbuh membesar pada pria), akibat
gangguan keseimbangan hormon
- Penurunan berat badan
- Pembesaran saraf tepi, biasanya
di sekitar siku dan lutut
- Lepuh atau ruam
- Muncul bisul tapi tidak sakit
- Hidung tersumbat atau mimisan
- Muncul luka tapi tidak terasa sakit
Tanda dan gejala kusta sering kali
menyerupai penyakit lain, dan terkadang menyebabkan terlambatnya diagnosis,
oleh sebab itu penyakit disebut juga sebagai the great immitator.
Beberapa penyakit yang mirip dengan kusta adalah vitiligo, ptiriasis versikolor, ptiriasis
alba, tinea korporis,
dan masih banyak lagi.
F. Faktor Penyebab Penyakit Kusta
1. Faktor kuman kusta
Dari hasil penelitian dibuktikan
bahwa kuman kusta yang masih utuh (solid) bentuknya, lebih besar kemungkinan
menyebabkan penularan daripada kuman yang tidak utuh lagi. Mycobacterium
leprae bersifat tahan asam, berbentuk batang dengan panjang 1-8 mikron dan
lebar 0,2-0,5 mikron, biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu,
hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dingin. Kuman kusta dapat hidup
di luar tubuh manusia antara 1 sampai 9 hari tergantung suhu atau cuaca dan
diketahui hanya kuman kusta yang utuh (solid) saja dapat menimbulkan
penularan (Depkes RI, 2002).
2.
Faktor imunitas
Sebagian manusia kebal terhadap
penyakit kusta (95%). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 100 orang
yang terpapar, 95 orang yang tidak menjadi sakit, 3 orang sembuh sendiri tanpa
obat dan 2 orang menjadi sakit. Hal ini belum lagi mempertimbangkan pengaruh
pengobatan (Depkes RI, 2002).
3.
Keadaan lingkungan
Keadaan rumah yang berjejal yang
biasanya berkaitan dengan kemiskinan, merupakan faktor penyebab tingginya angka
kusta. Sebaliknya dengan meningkatnya taraf hidup dan perbaikan imunitas
merupakan faktor utama mencegah munculnya kusta.
4.
Faktor umur
Penyakit kusta jarang ditemukan pada
bayi. Risiko penyakit ini meningkat sesuai umur dengan puncak pada umur 10 sampai
20 tahun dan kemudian menurun. Prevalensinya juga meningkat sesuai dengan umur
dengan puncak umur 30 sampai 50 tahun dan kemudian secara perlahan-lahan
menurun.
5.
Faktor jenis kelamin
Insiden maupun prevalensi pada
laki-laki lebih banyak dari pada wanita, kecuali di Afrika dimana wanita lebih
banyak dari pada laki-laki. Faktor fisiologis seperti pubertas, monopause,
kehamilan, infeksi dan malnutrisi akan mengakibatkan perubahan klinis penyakit
kusta.
No comments:
Post a Comment